Senja,
waktu yang tepat untuk menikmati keindahan yang diberikan tuhan, keindahan
mentari yang terbenam menggambarkan perasaanku yang telah kandas, tapi nyatanya
matahari terbenam adalah saat yang ditunggu untuk sebagian orang, bukan karena
dia senang tapi karena kehidupan barunya telah menunggu didepan, bukan untuk
dilupakan tapi untuk dikenang,
sejujurnya
aku lebih suka siang daripada malam, karena siang aku dapat melihat dengan
jelas senyum yang tergambar di wajahnya, aku dapat bebas memandangi wajahnya,
tanpa takut pandangannya hilang karena gelapnya malam, tapi aku juga suka
malam, karena disaat aku tak bersamanya aku bisa bebas mendoakannya, karena
puncak kerinduan itu disaat kita tidak saling memandang, tidak saling komunikasi
tapi diam-diam kita saling mendoakan, dan itu yang kulakukan hinggan saat ini ,
yang kudoakan adalah kebahagiaanmu, bukan bahagia bersamaku, tapi bahagia
bersama orang yang kau cintai, karena aku tahu kecil kemungkinan untuk bersama
denganku setelah yang kita lakukan di masa lalu.
Ingin ku
berkata “ jangan pergi dulu dariku karena masih banyak kenangan di masa depan
yang ingin kuciptakan bersamamu.” Namun itu hanya kata, hanya kalimat, tanpa
ada tindakan yang jelas.
Ku selalu
mencintai setiap detik kenangan kita di masa lalu, karena aku hanya bisa
menikmati saat itu satu kali , aku tak bisa kembali untuk menyelamatkan
kenanganku/kisah kita.
Jika aku
bisa kembali ke masa lalu, mungkin aku akan bunuh kamu sebelum aku bertemu kamu
, karena mengenalmu membuatku semakin mencintaimu, tak bisa berpisah, yang
kulakukan hanya terlepas, aku tak bisa meninggalkanmu, aku diam, menyembunyikan
perasaanku yang telah usang,
nice gan
naisuuu