Sepenggal Cerita Hujan

Hujan, teh hangat, dan tempat duduk yang menghadap jendela merupakan suasana yang pas untuk mengingat ceritaku bersamanya, dengan hawa dingin dari hujan dan kehangatan dari teh yang ku genggam dengan kedua tanganku, ku buka album kenangan bersamanya yang kuletakkan di google drive/penyimpanan online agar memudahkanku setiap teringat tentangnya.
Dia adalah teman SMP ku dulu, dia punya mata yang indah, pipi yang tembem, dan senyuman yang bikin aku gak bisa tidur semaleman Cuma buat mikirin tentang dia, saat aku lagi asik melamun ternyata hujan telah reda dan ada suara dari belakang yang memanggil namaku “Jall, Rijalllll.” Aku pun menengok ke belakang karena aku ingin tahu siapa yang memanggilku, setelah aku menengok ternyata ada kakakku yang nyelonong masuk kamar,”malem minggu dirumah aja, ayo keluar jalan-jalan” sahut kakakku
“hujan mas” aku menjawab dengan kalem.
“Nih udah enggak” balas dia.
”hujan diluar emang udah reda, hujan dihatiku nih makin deres. Emang penting ya malem minggu harus keluar”.
”yaa ellahh, lebayyyy amattt, yuk lah kita jalan-jalan, siapa tahu nanti dapet cewek” dengan semangat dia memaksaku untuk keluar rumah.
“emang mau kemana toh mas” tanyaku
.”Keliling surabaya dong, malem minggu gini biasanya rame”jawab kakakku.
“yaudah yuk berangkat tapi mas yang nyetir ya soalnya aku belum punya sim” jawabku dengan nada memelas.
”iyaaaa bawel amat sih lu,” jawab kakak dengan sedikit menghela nafas.
“bentar ganti baju”jawabku. Setelah ganti baju aku pun langsung menaiki sepeda yang sudah disiapkan kakakku untuk berjalan-jalan, tanpa basa-basi kita langsung berangkat. Saat perjalanan kakakku bertanya “foto siapa yang kamu lihat tadi ?”,
”bukan siapa-siapa” jawabku.
”jangan bohong, mas tahu pasti dia orang yang spesial,” jawabnya dengan nada sedikit menggodaku.
“iya dia memang cewek yang spesial bagiku,” jawabku dengan nada malu.
”kalo spesial kenapa nggak pacaran?”jawab kakak.
”nggak ahh”balasku.
”hahaha, kalau kamu membiarkan waktu terlalu lama itu memberikan peluang buat orang lain merebut hati dia dari kamu,” balas kakak dengan nada kalem,
” oh pinter juga nih orang” kataku dalam hati. Setelah cukup lama berkendara kita pun sampai di taman bungkul, aku pun turun dari sepeda motor dan berjalan bersama kakak masuk ke area taman bungkul, dan disana banyak orang pacaran walaupun habis hujan, aku pun langsung mencari tempat duduk yang nyaman dengan pemandangan yang bagus, setelah beberapa saat aku temukan tempat yang nyaman dengan atap dan juga pemandangan yang bagus, langsung aku duduk di tempat itu. Ku melihat ke arah kakakku yang sedari tadi Cuma lihat cewek aja, “matanya udah kayak radar aja,” batinku. Aku pun berusaha membuyarkan pandangan kakakku, ku lihat ada orang berjualan bakso lalu kusuruh kakakku untuk membeli bakso “hoooyyyy, cewek aja yang dilihat, tuh ada yang jualan bakso beliin dong mas,”.
”iyaak gitu aja gak boleh, oke mas beliin”. Sementara kakakku membeli bakso aku pun kembali membuka album kenanganku, kulihat foto-fotoku bersamanya “kapan ya bisa ketemu dia lagi sungguh indah masa-masa itu” ucapku dalam hati. Aku ingin mengulang masa-masa itu, masa dimana setiap menit berbalas pesan hanya untuk basa-basi belaka, aku pun melamun sambil membayangkan masa laluku bersamanya. Saat lagi enak-enak ngelamun tiba-tiba dari kanan kakakku mengagetkanku dengan menempelkan bakso yang dia beli ke pipiku,sontak aku pun langsung kaget,”ahhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Panaaaasssss!!!!!!”
“makanya jangan ngelamun aja, kesambet baru tahu rasa”jawab kakakku. Aku pun langsung mengelus pipiku dengan wajah agak manyun , “emangnya lagi ngelamunin apa sih ? Cewek yang di foto tadi? iya ?”tanya kakak kepadaku.
”iya nih mikirin dia lagi, entah kenapa suasana kayak gini ngingetin aku tentang dia”sahut ku.”yaudah langsung tembak aja, ntar keburu diambil orang lohhh,”jeplak kakak.”nunggu waktu yang pas mass,”jawabku dengan nada datar. “seharusnya kamu yang buat waktu itu, bukan Cuma nunggu, laki-laki kok cemen banget sih”jawab kakak dengan nada agak tinggi sambil kembali menempelkan bungkus bakso yang panas. “wadooooohhhhh......!!!!! panas goblokkk,” teriakku sambil menendang kaki kakak, dia pun reflek menjatuhkan bungkus bakso tersebut, akhirnya bungkus bakso pun pecah dan mengenai kaki kita berdua “waduhhhhh Panas!!” teriak kami berdua. Tak lama kemudian banyak orang yang memperhatikan kami, kami pun pulang dengan malang,“udah ga dapet cewek malah kena.” Mungkin itu yang ada dipikiran kakakku.
Setelah sampai dirumah kontrakan kakakku, aku langsung bergegas ganti baju agar tidak masuk angin sembari mencuci kaki. Setelah itu aku pun tidur karena aku sangat mengantuk.
Di pagi hari, ku awali dengan secangkir air hangat tanpa perasa apapun, yahh maklum lah kakakku adalah seorang perantauan yang berjuang untuk kuliah, setelah minumku habis aku langsung pergi mandi dan bersiap untuk pulang ke rumahku yang berada di tuban, aku bereskan semua pakaian ku,setelah semua siap,lantas aku minta antar kakak sampai terminal, saat di terminal dia berpesan “jika kamu memang suka dengan seseorang kejarlah terus dia, luluhkan hatinya, tapi jangan sampai dia merasa terganggu, ajak dia komunikasi, kan sekarang banyak toh cara berhubungan tanpa tatapan langsung”.dan aku menjawab dengan sikap hormat,”aye-aye, siap kapten”.lalu dia meninggalkanku karena dia harus kuliah, tak apa aku bisa pulang sendiri, aku kan cowok sejati .
Sekian lama menunggu, akhirnya datang juga , bis merah dengan nama “indonesia”.”alhamdulillah” pintaku dalam hati sambil berlari menuju arah bis, segera aku menaiki bis karena khawatir ketinggalan bis, setelah naik aku mencari tempat duduk di dekat jendela, karena aku tidak bisa tidur jika duduk di dekat koridor bis, aku pun akhirnya berangkat menaiki bis menuju tuban untuk pulang kerumah, selama perjalanan aku hanya tidur dan bermain hp, 2 jam berlalu jam di hp ku menunjukan pukul 3 sore, dan perjalanan masih agak panjang, aku pun merasa bosan dengan perjalananku, ingin ku mendengarkan musik tapi takut mengganggu penumpang lain karena aku tak membawa headset, aku pun sangat bosan, yang aku lakukan hanya menggerakkan layar dengan urutan” menu-kembali-menu-kembali” begitu saja terus, sampai tanganku pegal, disaat semua rasa bosanku menumpuk ku putuskan untuk kembali melihat album foto, kulihat kembali fotonya, “memang tepat dialah yang bisa membuang semua rasa bosanku, walaupun hanya fotonya yang kulihat, aku sudah senang dan kembali semangat”ucapku dalam hati dengan mukaku yang seakan menunjukan ekspresi bahagia. 30 menit berlalu yang kulihat hanya 46 fotoku bersamanya, dan tujuanku pun telah sampai, aku turun dari bis, dan ternyata di luar sudah ada menungguku, dia adalah ibuku yang selalu setia menunggu, walau tahu rasanya menunggu itu bosan,”hello mom, how are you ?” ucapku.” Ngomong opo toh le-le,” balas ibu dengan sedikit menggodaku.”hehhehehe, gak apa-apa kok buk, ayok pulang,”balasku.”yowes, ayo pulang ngger,”balas ibuku sembari berjalan menuju sepeda motor yang dibawanya. Aku pun langsung menaiki sepeda dengan dibonceng ibu, setelah sampai dirumah, aku langsung menaruh semua pakaian kotorku di mesin cuci, setelah itu aku pun mandi, dan pergi ke kamar untuk istirahat, tapi ibuku melarangku istirahat di sore hari karena pada sore hari ada sinar gamma yang berbahaya bagi otak, aku pun menurutinya karena ibuku seorang bidan, aku pun gajadi tidur karena dilarang,”Han, tolong ambilkan minum dong!!” pintaku kepada adikku Hana karena dari saat tiba dirumah aku belum minum, tiba-tiba ada suara cepat nan nyaring “gausah nyuruh-nyuruh kerjain sendiri!!!!” ibu ku menyambar.”iya-iya bu,” jawabku dengan wajah memelas. Setelah minum aku pun kembali ke kamar sekedar berbaring sambil bermain hp, kali ini aku melihat sosmedku, karena dirumah ada wi-fi, wajar anak pulang-pergi jadi jarang isi paket internet hehehehe, di sosmed ku melihat, membaca, dan berbalas pesan dengan orang yang ku kenal, sampai-sampai aku lupa waktu, tiba-tiba ibu ku berteriak “ rijalll sholat udah adzan maghrib nih!!!!!”.”gausah nyuruh-nyuruh kerjain sendiri!!!!”balas ku membalas ibuku. “apa kamu bilang?!!!!” tiba-tiba mata ibuku seakan merah menyala dan jadi raksasa yang akan menghukumku karena membangkang. “aaaaaammmmpun, iya iya nih berangkat sholat” balas ku sambil ketakutan. Selesai sholat ku lanjut bermain hp, aku iseng mengirim pesan lewat aplikasi messenger ke cewek spesialku “selamat malam” pesan ku mengawali pembicaraan
“juga, ada apa nih kok tumben?”balasnya
“Cuma nyapa aja kok gak boleh?” balasku. Aku berbalas pesan denganya amat sangat lama, karena aku cukup nyaman berbalas pesan dengannya, hingga aku pun menyatakan perasaanku kepadanya, ”as, aku ada perasaan sama kamu mau gak jadian sama aku”.”seandainya aku nolak perasaanmu kamu gimana?”balasnya. “down mungkin sampai masuk rumah sakit”. “ lha terus gimana masa aku harus selalu pura-pura sayang dan cinta sama kamu?” balasnya dengan tanpa rasa bersalah. “ooh gitu yaudah gapapa, kalo Cuma pura-pura suka, ya gausah di terusin, ntar jadinya Cuma nyakitin, hapus semua senyum palsumu,” balasku.”maaf dong maaf”.” Nggak perlu minta maaf kok, aku yang salah, aku yang terlalu berlebihan menyukai kamu”.
“ ahhh jall maaf please”balasnya mungkin jadi yang terakhir kalinya, karena aku tak membalasnya, aku berusaha menghindar darinya, tapi yang kurasa hanya sakit dihati, setiap kali bertemu dia selalu berusaha mengejarku sambil menarik tanganku,
“jal ,aku minta maaf,” ucapnya
“ udah gausah.”
Sambil berusaha melepaskan pegangannya dari tanganku, lalu aku pun pergi darinya, messengerku pun penuh akan pesannya, kejadian itu terus berulang setiap kali ku bertemu dengannya. Sampai dia mungkin mulai putus asa setiap bertemu tak lagi menarik tanganku, dan tak lagi mengirimiku pesan, aku pun beranggapan bahwa dia udah terbebas dariku , jadi dia gak usah pura-pura lagi suka dan sayang sama aku .
Beberapa bulan kemudian, setelah kita tak lagi berbalas pesan, tak lagi komunikasi, kulihat dia sedang dekat dengan cowok lain, aku sangat sedih tapi kutahu aku tak bisa menangis didepan mereka, aku harus menutupi kesedihanku, aku harus berusaha ikhlas, karena ikhlas adalah cara terbaik untuk melepaskan apa yang dulu kau genggam, meskipun aku merasa kehilangan.
Beberapa minggu berlalu, kulihat mereka tetap dekat, “yah tak apalah mungkin memang jodoh” ucapku dalam hati, walau sebenarnya hati ini masih belum bisa pindah, aku masih suka mengawasinya, aku masih suka cek album kenanganku bersamanya, ingin ku katakan “tolong jangan pergi dulu dariku, masih banyak kenangan indah di masa depan yang ingin kuciptakan bersamamu.”, namun telatlah sudah dia hanya berpura-pura suka padaku, dan aku pun tahu bahwa aku memang tak pantas untuknya. Keseharianku kini hanya sekolah, dan diam dirumah.
Suatu hari kakakku datang dari surabaya dan langsung menuju ke kamarku,” gimana kamu sama dia” ucapnya dengan wajah menggodaku, “ apaan sih kepo lu”
“udah ngaku aja”
“lagi nggak baik-baik aja nih”
“kamu masih belum nyatain perasaanmu padanya?”
“udah kok, tapi dianya gitu”
“hehhehehe.... jal-jal kamu itu ganteng tapi kok nggak punya pacar. Ganteng-ganteng mubazir itu namanya. Hehheheheh “ kakak meledekku. Tapi aku Cuma diam aja karena kuyakin jika kita jodoh kita pasti akan bersatu dan itu lah ending yang kuharapkan

Sebenarnya cerita ini belum selesai karena cerita ini ditulis sama dengan yang kualami akhir-akhir ini 
Baca Juga
Dwi Rijal Giri Prabowo

Halo, saya Dwi Rijal. Seorang UI/UX Designer dari Surabaya, ini adalah blog pribadi saya, silahkan dibaca dan jangan lupa dicemooh, hehe.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama